Saling Berbagi adalah Obat Yang Lebih Manjur - PTIK-UNM MAKASSAR
Breaking News

Saling Berbagi adalah Obat Yang Lebih Manjur

Berbagi adalah sifat alamiah manusia. Bahkan dalam suatu studi, Alison Gopnik dari UC Berkeley menemukan bahwa bayi berumur 14 bulan pun akan berusaha mengulurkan tangannya tanpa perlu diminta, jika bayi tersebut merasa sang orang tua butuh bantuan.[1] Tidak sekadar sifat alamiah, berbagi juga punya beragam manfaat. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perilaku berbagi yang mungkin belum Anda bayangkan sebelumnya: 


1. Berbagi membuat kita merasa bahagia 

Pada tahun 2008, Michael Norton dari Harvard Business School melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa memberikan uang kepada orang lain membuat partisipan lebih bahagia ketimbang menggunakan uang tersebut untuk dirinya sendiri. 

Studi lainnya di tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan bahwa ketika seseorang melakukan donasi kepada suatu yayasan, beberapa area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa percaya turut aktif dan menciptakan efek “warm glow.” Para peneliti juga percaya bahwa ketika melakukan tindakan altruistik, otak akan melepaskan endorfin, memproduksi perasaan positif yang disebut “helper’s high.” Fenomena tersebut dapat terjadi karena ketika menolong orang, otak memproduksi hormon dopamine[2] (yang memberi perasaan bahagia dan keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah hal yang benar) serta hormon oxytocin[3] yang dikenal dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi imunitas, dan mengembangkan rasa percaya dalam interaksi antar manusia. 


2. Berbagi baik untuk kesehatan 

Banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sikap dermawan berkorelasi dengan kesehatan. Salah satunya adalah penelitian Stephanie Post yang dimuat dalam bukunya, Why Good Things Happen To Good People, yang menyatakan bahwa berbagi dengan sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis seperti HIV. Studi lainnya yang terkait dilakukan oleh Stephanie Brown dari University of Michigan pada tahun 2003 terhadap beberapa pasangan manula. Dalam penelitian tersebut, Stephanie menemukan bahwa manula yang menolong tetangga, teman, dan saudara, ataupun yang memberikan dukungan secara emosional kepada pasangannya, ternyata memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dunia di 5 tahun ke depan, dibandingkan dengan manula yang tidak memberikan bantuan praktikal maupun emosional kepada sesama. 


3. Berbagi itu menular 

Ketika berbagi, kita tidak hanya menolong orang yang kita bantu secara langsung, melainkan juga secara tidak langsung kita menularkan sikap dermawan (generousity) kepada komunitas kita. James Fowler dari University of Carolina dan Nicholas Christakis dari Harvard menemukan bahwa sikap dermawan (generous) yang dilakukan oleh seseorang akan menginspirasi orang di sekitarnya untuk ikut bersikap dermawan kepada orang lain. Lebih lanjut dinyatakan bahwa sikap dermawan yang dilakukan oleh 1 orang dalam jaringan dapat memengaruhi lusinan hingga ratusan orang lain yang mungkin tak dikenal dan tak pernah ditemui sebelumnya. 

Dari bermacam manfaat sikap berbagi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa tidak hanya bermanfaat bagi cause atau orang yang kita bantu, berbagi juga bermanfaat bagi diri kita sendiri. Bahkan, untuk mengurangi stres dan depresi, berbagi kepada sesama adalah obat yang jauh lebih murah dibanding obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. 

Sebagai sifat natural manusia, berbagi bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Salah satu cara mudah berbagi yaitu dengan berpartisipasi dalam program LG NutriFridge di Facebook Fanpage LG Loves Indonesia di http://www.facebook.com/LGLovesIndonesia/app_124253197719774

LG NutriFridge adalah suatu permainan sederhana yang mengajak pengguna untuk mengisi sebuah kulkas dengan bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak pada tahapan perkembangan tertentu. Pada akhir program LG Loves Indonesia akan menyumbangkan 3 kulkas kepada 3 panti asuhan dan menyuplai bahan makanan bergizi selama 6 bulan. 

[1]Alison Gopnik of UC Berkeley writes dalam The Philosophical Baby. 

[2]Hasil penelitianDr David Hamilton pengarang Why Kindness is Good for You. 

[3] Menurut Paul Zak, pendiri Center for Neuroeconomics Studies at Claremont Graduate University.

Tidak ada komentar untuk "Saling Berbagi adalah Obat Yang Lebih Manjur"