Ya, pada 1950-an, “time-sharing” atau yang kini menjadi dasar konsep komputasi awan, sudah dipakai di kalangan akademis dan perusahaan besar. Sejumlah klien memerlukan akses ke informasi di terminal berbeda. Hanya saja implementasi teknologinya memakan biaya besar. Untuk menghemat biaya, mereka menemukan cara bagi user multiple untuk berbagi CPU. Dari situlah dasar komputasi awan saat ini berasal.
Pada 1969, J.C.R. Licklider memperkenalkan ide tentang “intergalactic computer network.” Licklider mengembangkan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) adan berharap suatu hari nanti setiap orang dapat mengakses data dan program dari mana pun mereka berada.
John McCarthy, bapak penggagas terminologi “artificial intelligence”, mengembangkan ide cloud, dan pertama kali menggunakan data cloud untuk sensus dan transaksi finansial. Baru beberapa tahun kemudian Licklider dengan konsep “intergalactic” makin mendekati cloud computing. Di tahun 1990-an, internet baru bisa memenuhi kebutuhan bandwidth yang cukup agar cloud dapat diakses secara massal.
Tahun 1997, profesor Ramnath Chellappa adalah orang yang pertamakali menggunakan teknologi “cloud computing.” Kemudian pada 1999, Salesforce.comadalah situs yang pertamakali membuka layanan aplikasi tersebut di internet. Amazon lah situs pertama yang pada 2002 membuka layanan web dengan dukungan cloud. Dan pada 2006, Amazon memperkenalkan Elastic Compute cloud (EC2) sebagai layanan web komersilnya.
Di tahun 2007, Salesforce.com bersama Force.com, memperluas bisnisnya. Pengembang ini memungkinkan perusahaan membangun dan menjalankan aplikasi bisnis dan web melalui cloud.
Setahun kemudian, Google dan Microsoft ikut ambil bagian di bidang ini, sehingga cloud semakin dikenal dan digunakan secara luas. Google App Engine membuat layanan penyimpanan data dengan biaya renah, semakin mempopulerkan konsep ini. Pada 2009, Google Apps memungkinkan semua orang menyimpan dokumennya secara cloud. Sementara itu Microsoft tidak mau ketinggalan. Dengan Windows Azure, mereka kian memperkenalkan cloud sebagai pasar besar di mana dirinya mampu bersaing.
Salesforce.com terus berkembang, hingga pada 2010 bersama dengan Database.com yang dibuat khusus untuk para developer. Sementara itu Apple juga turut serta dengan mengambangkan iCloud, yang memungkinkan user untuk melakukan sinkroniksasi foto, aplikasi, music, dan dokumen antar perangkat.
Hari ini, saat di mana data digital semakin membanjir, komputasi awan menjadi lahan bisnis prospektif. Menurut IEEE, diprediksikan revenue bidang bisnis ini bisa mencapai lebih dari 152 miliar dolar di tahun 2014 nanti.
Tidak ada komentar untuk "Cloud Computing Sudah Ada Sejak 1950?"